Mengapa Orang Tertarik pada Ajaran Buddha

11:12
Mengapa di masa kini semakin banyak orang berpaling ke ajaran Buddha? Tentu saja ada berbagai alasan karena orang itu bermacam-macam dan setiap orang punya alasannya sendiri, tetapi saya pikir kebanyakan orang dewasa ini berpaling ke ajaran Buddha karena mereka tahu bahwa hidup mereka semakin bermasalah.

Berbagai Permasalahan yang Diderita Orang Sekarang

Ada beberapa masalah yang sudah berlangsung sejak ada manusia hidup di planet ini, dan mungkin bahkan sebelumnya, masalah yang dialami semua satwa yang ada sebelum manusia: masalah berhubungan satu sama lain, masalah-masalah yang timbul dari kemarahan, pertikaian, dan perseteruan. Masalah-masalah tersebut sudah ada sejak dahulu kala, jadi yang saya dan Anda alami sekarang tidak ada istimewanya. Kemudian, tentu saja ada masalah yang lebih baru yang membuat segala sesuatunya semakin pelik, seperti masalah ekonomi, perang, dan seterusnya. Jadi orang semakin merasakan semua masalah ini. Dan mereka tidak menemukan penyelesaiannya, cara menangani masalah-masalah itu di tingkat pribadi, khususnya mengenai perasaan dan cita mereka. Mereka tidak menemukan penyelesaiannya dari apa yang sudah tersedia bagi mereka.

Tapi salah satu perkembangan menakjubkan dari masa kini adalah komunikasi, khususnya di masa yang kita sebut sebagai Zaman Informasi, dan terlebih lagi di Zaman Media Sosial ini. Jadi artinya, semakin banyak informasi tentang berbagai pilihan lain yang tersedia untuk kita. Dan banyak pemimpin Buddha, seperti Yang Mulia Dalai Lama, telah melakukan perjalanan keliling dunia. Banyak orang telah menyaksikan, melihat dengan mata kepala sendiri, orang-orang yang telah berhasil mengembangkan diri mereka sampai ke tingkat yang luar biasa sehingga mereka dapat memiliki cita yang damai, tenang, dan penuh kasih saat menghadapi keadaan-keadaan yang sangat sulit seperti, misalnya, kehilangan tanah air. Hal ini semakin menebalkan ilham yang tampak ada di dalam sosok manusia hidup; dan ini sangat penting sebagai pengaya informasi yang bisa kita dapat dari internet dan buku.

Orang-orang berpaling ke ajaran Buddha terutama karena mereka mencari penyelesaian untuk permasalahan yang mereka hadapi dan mereka berharap ajaran Buddha akan mampu memberikan cara untuk menghadapi hidup. Inilah duduk perkaranya, baik untuk masyarakat yang masih asing terhadap ajaran Buddha maupun untuk masyarakat yang secara turun-temurun menganutnya.

Video: Geshe Lhakdor — ”Mengapa Agama Buddha Menjadi Populer?”
Untuk menyalakan subtitle, klik ikon Subtitel di sudut kanan bawah layar video. Untuk mengubah bahasa subtitel, klik ikon “Setelan”, lalu klik “Subtitel” dan pilih bahasa yang Anda inginkan.

Sisi Nalariah Ajaran Buddha

Nah, mengenai berbagai penyelesaian yang ditawarkan ajaran Buddha, setiap orang akan meminati segi ajaran Buddha yang berbeda-beda. Jika kita melihat hal yang ditekankan Yang Mulia Dalai Lama, yang ia tekankan adalah sisi nalariah, telaah, dan kemakaryaan ajaran; dan inilah yang membuat banyak orang tertarik pada ajaran Buddha. Ia menunjukkan bahwa pendekatan dalam ajaran Buddha sangat menyerupai pendekatan ilmu pengetahuan; maksudnya, kita tidak menerima segala macam asas di dalam ajaran hanya karena keyakinan dan keimanan yang buta, melainkan karena kita mengikuti cara-cara ilmiah penggunaan nalar dan akal sehat, telaah mendalam, dan dengan uji coba – menguji dan melihat apakah cara-cara yang diajarkan dalam ajaran Buddha betul-betul memberikan hasil yang sama seperti yang dikatakan: kedamaian cita, kemampuan menangani masalah dengan cara yang lebih baik. Dan kita mengambil ancangan yang sangat praktis, bukan idealis, tetapi praktis dalam hal apa yang makul (realistis), apa yang betul-betul akan berguna dalam kehidupan kita sehari-hari.

Selain itu, jika ada segi-segi dalam ajaran Buddha adati yang terbukti keliru atau tidak ajeg dengan temuan-temuan ilmu pengetahuan – misalnya, tentang pranata semesta – maka Yang Mulia tanpa ragu akan menanggalkan semua itu dari ajaran Buddha dan menggantinya sesuai dengan pandangan ilmu pengetahuan, karena ajaran Buddha tidak semestinya bertentangan dengan kenyataan. Karena ajaran Buddha menekankan kenyataan bukan khayalan, dan Buddha datang bukan untuk mengajari kita ilmu bumi, melainkan mengajarkan kepada kita cara menghadapi permasalahan dalam hidup kita. Ajaran-ajaran adati tentang ukuran planet ini, jarak dari Bumi ke Matahari dan Bulan – semua ini hanya dijelaskan dalam cara-cara adati sebagaimana dipahami orang dua ribu lima ratus tahun yang lalu. Jadi, ajaran-ajaran adati tentang semua itu tidak begitu penting; bukan merupakan isi pokok dari ajaran Buddha. Dan Yang Mulia menantang para ilmuwan untuk menyanggah, misalnya, kelahiran kembali, tetapi tidak hanya menafikannya semata-mata dengan berkata "Saya rasa bukan begitu." "Saya rasa bukan begitu" bukanlah alasan sahih untuk mengatakan sesuatu itu tiada.

Hal ini tentu merupakan sesuatu yang sangat menarik bagi orang-orang yang lebih mengutamakan nalar. Dan sudah ada, istilahnya, pembuahan silang antara pihak Buddha, yang dipimpin oleh Yang Mulia Dalai Lama, dan pihak para ilmuwan. Khususnya dalam bidang obat-obatan, karena salah satu pokok utama yang diajukan ajaran Buddha dalam hal ini adalah bahwa kesehatan kita sangat dipengaruhi oleh tataran cita kita. Jika kita sangat pesimis – berpikiran sangat negatif dan selalu mengkhawatirkan aku, aku, aku melulu – hal ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, memperburuk penyakit kita, dan kita tidak dapat cepat pulih. Sementara, jika kita yakin, jika kita pikirkan orang lain yang juga mengidap penyakit yang sama, keluarga kita, dan seterusnya, maka kita tidak akan terus-terusan mengeluh. Cita dan hati kita akan menjadi lebih damai, sistem kekebalan tubuh kita akan menjadi kuat. Para ilmuwan telah melakukan berbagai penyelidikan tentang pokok-pokok ini dan mereka telah membuktikan kebenarannya, jadi cara-cara ini sekarang dianjurkan di banyak rumah sakit.

Juga, terdapat banyak cara dari ajaran Buddha juga yang sangat membantu dalam mengendalikan rasa sakit. Rasa sakit itu sendiri sudah cukup buruk, tapi jika Anda menambahnya dengan rasa takut dan batin Anda amat sangat tegang karenanya, itu justru akan memperparahnya. Ada berbagai cara yang diajarkan ajaran Buddha melalui meditasi pernapasan yang membantu kita menangani rasa sakit dengan lebih baik, dan cara ini sudah diuji serta dianjurkan di berbagai rumah sakit. Untuk dapat melakukan cara-cara ini, Anda tidak diharuskan menjadi pelaku ajaran Buddha sepenuhnya. Ajaran Buddha tidak perlu dijelaskan sampai terperinci agar orang dapat mengikuti cara-cara ini. Cara-cara ini tersedia secara umum sehingga siapa saja, dari latar belakang kepercayaan apa saja, dapat menerapkannya. Namun, karena cara-cara tersebut berasal dari ajaran Buddha, maka orang menjadi sedikit lebih tertarik pada hal yang terkandung dalam ajaran Buddha secara lebih terperinci. Kita melihat gejala yang sama terjadi pada orang yang melakukan seni bela diri. Seni bela diri tersebut dikembangkan di dalam masyarakat penganut Buddha, sehingga banyak pelaku yang tertarik pada ajaran Buddha yang melatari ajaran bela diri ini.

Video: Dr. Alan Wallace — ”Mengapa Belajar Agama Buddha?”
Untuk menyalakan subtitle, klik ikon Subtitel di sudut kanan bawah layar video. Untuk mengubah bahasa subtitel, klik ikon “Setelan”, lalu klik “Subtitel” dan pilih bahasa yang Anda inginkan.

Ilham dari Guru-Guru Rohani

Tapi tentu saja ada banyak orang yang ancangan hidupnya tidak melulu nalar atau hal-hal ilmiah, sehingga yang menarik minat mereka adalah segi-segi ajaran Buddha yang lain. Salah satunya sudah saya singgung tadi ketika saya membahas ilham dari para guru rohani yang luar biasa: Dengan semakin banyaknya guru rohani yang melakukan perjalanan ke seluruh dunia, dan dengan tersedianya ajaran-ajaran mereka dalam bentuk buku, rekaman, dan video di internet, orang-orang yang kiblatnya adalah bakti keimanan menjadi sangat terilhami. Saat banyak orang dikecewakan para pemimpin yang pernah mereka dengar atau temui, baik dalam ranah ekonomi, politik, atau apa pun itu – dan kecewa dengannya – mereka melihat para guru dengan harapan besar bahwa mereka akan menemukan seseorang yang lebih bersih.

Tapi tentu saja harus kita akui: Kenyataannya, tidak setiap guru rohani dengan latar belakang Buddha itu benar-benar bersih. Lagipula, mereka semua manusia, seperti halnya kita. Jadi mereka juga punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tetapi cukup banyak juga dari mereka yang sungguh-sungguh luar biasa. Dan orang-orang – atau, sebagian dari mereka – telah sangat terilhami oleh para guru ini, dan terutama oleh Yang Mulia Dalai Lama. Lalu yang muncul dalam cita dan hati mereka adalah: "Kuharap aku bisa jadi seperti itu." Para guru menjadi contoh atas hal yang betul-betul mampu kita capai, setiap dan masing-masing kita. Karena seseorang seperti Yang Mulia Dalai Lama selalu berkata, "Tidak ada yang istimewa dari saya." Faktanya, Buddha juga berkata, "Tidak ada yang istimewa dariku. Aku awalnya sama sepertimu. Aku memiliki dasar-dasar yang sama sepertimu – cita, hati, nilai kemanusiaan mendasar untuk peduli terhadap sesama, dan seterusnya. Dan aku berusaha keras untuk mengembangkan semua itu, dan jika kamu berusaha sama kerasnya, kamu juga dapat mengembangkannya." Jadi orang-orang seperti Yang Mulia Dalai Lama mencoba untuk tidak membuat orang menempatkannya begitu tinggi, sebagai insan yang teramat sangat suci, dan mustahil untuk kita pahami atau untuk kita samai. Ini hal yang sangat menarik bagi mereka yang kiblatnya bakti keimanan, yang tidak begitu ilmiah dalam ancangan hidupnya.

Menghidupkan Kembali Tradisi Laku Buddha

Kemudian, di tempat-tempat yang tadinya menganut ajaran Buddha, yang, karena berbagai alasan, mengalami kemerosotan laku rohani Buddha, satu daya tarik lain dari ajaran Buddha di masa kini adalah untuk mencoba menghidupkan kembali tradisi. Hal ini merupakan ancangan yang sangat penting dan sahih karena, saat kita menghadapi berbagai tantangan zaman kiwari, rasa percaya diri dan sikap menghargai diri menjadi hal yang sangat penting. Jika kita diberi tahu bahwa semua kepercayaan leluhur kita itu omong kosong dan jika kita benar-benar ingin memasuki dunia masa kini kita mesti melupakan semua itu, maka kita jadi memandang rendah diri sendiri dan leluhur kita. Hal tersebut membuat kita merasa buruk, merasa bodoh. Dan jika kita sungguh meyakini itu, kita tidak punya rasa menghargai diri sendiri atau percaya diri; kita tidak punya landasan untuk merasa bangga pada suatu hal yang dapat menjadi pijakan tumbuh-kembang kita. Saya percaya, beralih dan menghidupkan kembali adat dan kepercayaan kita merupakan bagian yang sangat penting dalam memantapkan landasan rasa kita untuk pertumbuhan dan pemodernan yang lebih lanjut.

Nah, tentu saja, dalam adat mana pun akan ada kelebihan dan juga kekurangan yang mungkin telah disalahgunakan, dan penting bagi kita untuk menekankan kelebihannya. Di salah satu aliran pemikiran ilmu kejiwaan masa kini, ada penekanan kuat pada asas kesetiaan. Semua orang punya dorongan untuk setia pada keluarganya, sukunya, agamanya, atau apa pun itu. Dan kesetiaan dapat menuju dua arah, setia pada sifat positif atau setia pada sifat negatif. Contohnya, jika suatu aliran itu punya sifat negatif, seperti sikap tidak bertenggang rasa terhadap aliran lain, dan jika sifat ini yang telah ditekankan atas aliran tersebut, maka orang-orang yang menolak aliran itu masih tetap setia pada sikap tidak bertenggang rasa. Jadi, mereka menolaknya dan kemudian menjadi tidak bertenggang rasa terhadap siapa saja yang mungkin telah mempercayainya. Ini kesetiaan yang negatif, atau yang tidak pada tempatnya. Di lain pihak, jika orang tidak menyangkal kelemahan, atau kekurangan suatu aliran, tetapi menekankan segi-segi positifnya, maka orang bisa setia pada segi-segi positif tersebut dan tetap mawas-diri terhadap sifat-sifat negatifnya, agar tidak mengulanginya. Inilah daya tarik lain dari ajaran Buddha, khususnya di wilayah-wilayah tempat ajaran Buddha pernah menjadi tata keyakinan adati. Daya tarik tersebut bertujuan untuk membantu menghidupkan kembali dan mengembangkan sikap menghargai dan seterusnya terkait budaya kita, leluhur kita, dan diri kita sendiri.

Sisi Eksotis Ajaran Buddha

Ada sekelompok orang lain yang tertarik pada ajaran Buddha khayalan-khayalan mereka sendiri. Mereka didera masalah dalam hidupnya dan mencari jalan keluar yang ajaib dan eksotis untuk masalah tersebut, dan ajaran Buddha – khususnya yang bercorak Tibet/Mongolia/Kalmyk – sarat akan hal-hal eksotis: segala macam dewa-dewi dengan segala macam wajah dan lengan dan kaki, segala macam mantra, dan seterusnya. Itu semua tampak seperti kata-kata ajaib – kita tinggal mendaraskannya berulang-ulang kali dan semua masalah kita akan sirna. Dan pastilah ada yang ajaib dengan semua sosok yang lengan dan kakinya banyak ini. Jadi mereka memandang ajaran Buddha sebagai cara untuk memperoleh kebahagiaan dan seterusnya melalui, seperti yang tadi saya katakan, semua cara ajaib ini.

Meskipun mungkin mereka memperoleh manfaat dari cara-cara ini (tidak dimungkiri memang ada manfaatnya sekalipun kita mendekati ajaran Buddha dengan sikap yang idealis dan tidak realistis), Yang Mulia Dalai Lama selalu menekankan bahwa ini tidak realistis. Mungkin ada manfaatnya, tapi kelak Anda akan kecewa karena, sayangnya, penyelesaian ajaib itu tidak ada. Jika kita sungguh ingin memperoleh kedamaian cita dan mampu mengatasi permasalahan hidup kita, kita harus menghadapi segi-segi diri kita yang tidak mengenakkan dan tidak nyaman untuk dihadapi. Kita harus menghadapi dan menangani kemarahan, sikap mementingkan diri sendiri, keserakahan, kemelekatan kita, dan seterusnya. Sekadar mencari penyelesaian ajaib dan mengabaikan persoalan-persoalan pribadi ini tidak akan benar-benar membantu. Tapi, tentu saja ada banyak orang yang masih tertarik pada fitur-fitur ajaran Buddha yang lebih eksotis ini.

Video: Dr Alexander Berzin — ”Mengajar Keliling Dunia”
Untuk menyalakan subtitle, klik ikon Subtitel di sudut kanan bawah layar video. Untuk mengubah bahasa subtitel, klik ikon “Setelan”, lalu klik “Subtitel” dan pilih bahasa yang Anda inginkan.

Ringkasan

Singkat kata, kita lihat bahwa ada beragam segi ajaran Buddha yang orang-orang anggap menarik dan menggugah minat, tapi semua itu bertolak dari keinginan dasar untuk menemukan cara-cara yang dapat membantu kita mengatasi permasalahan hidup dan duka. Dan terlepas dari hal yang menarik kita untuk mencari cara menghadapi hidup melalui ajaran Buddha, yang begitu menakjubkan dan yang disukai setiap orang dari ajaran sang Buddha adalah bahwa ajaran tersebut betul-betul menawarkan cara yang memang dimaksudkan untuk membantu kita mengatasi permasalahan. Ajaran Buddha merupakan suatu pranata yang telah ada sejak dua ribu lima ratus tahun lalu, dan masih ada orang yang menjalankannya serta memperoleh hasil karenanya. Jadi, intinya adalah sungguh-sungguh mengikuti cara-cara yang telah disajikan ini. Dan tidak hanya satu tapi banyak cara yang diajarkan sang Buddha setelah menyadari bahwa setiap orang itu berbeda dan bahwa beda orang beda pula cara yang dianggapnya lebih berguna. Inilah hal yang bikin orang takjub, karena dalam seluruh ragam cara Buddha, seperti daftar hidangan panjang di rumah makan, kita biasanya bisa menemukan yang pas untuk kita; dan jika kita coba satu tapi ternyata tidak cocok, masih banyak hal lain yang tersedia. Dan fakta bahwa kita hidup di Zaman Informasi berarti bahwa semakin banyak saja cara yang tersedia bagi kita, di mana pun kita berada.

Top