Kejujuran, Rasa Percaya, dan Persahabatan

Study buddhism dalai lama oa

Apa Arti Kebahagiaan?

Setiap orang menginginkan kehidupan yang bahagia, maka pertanyaannya adalah, apa arti kebahagiaan? Apa arti kebahagiaan yang benar-benar bertahan lama dan dapat diandalkan? Kita perlu meninjau hal ini secara mendalam. Kebahagiaan atau sukacita yang terutama datang melalui alat-alat indra kita – pengalaman-pengalaman seperti melihat hal baik, mendengar hal baik, rasa atau bau yang enak – memang memberikan suatu kepuasan. Tapi kesenangan yang berdasar pada pengalaman-pengalaman indrawi ini sangatlah dangkal. Begitu ada keadaan tertentu, Anda memperoleh semacam sukacita atau kebahagiaan atau kesenangan, tetapi begitu suatu suara keras yang mengganggu muncul, tidak ada lagi kesenangan. Atau kemudian Anda mendapati orang-orang mencari suatu kesenangan dengan menonton televisi, dan kemudian tanpa televisi selama satu jam saja mereka merasa bosan. Sebagian orang sangat gemar bersenang-senang dan bepergian ke berbagai belahan dunia, dan tak henti-hentinya merasakan tempat-tempat baru, budaya-budaya baru, musik dan makanan baru. Saya pikir ini muncul akibat kurangnya kemampuan untuk menciptakan kedamaian batin melalui pelatihan cita.

Tetapi orang-orang itu, yang benar-benar menjalani gaya hidup pertapa selama bertahun-tahun, mereka benar-benar mengalami kehidupan yang paling bahagia. Suatu ketika di Barcelona saya bertemu seorang biarawan Katolik, yang bahasa Inggrisnya sama seperti saya sehingga saya punya keberanian lebih untuk berbicara dengannya! Penyelenggaranya berkata pada saya bahwa biarawan itu telah menghabiskan lima tahun di pegunungan menjalani kehidupan pertapa. Saya bertanya padanya apa yang ia lakukan di pegunungan itu, dan ia berkata bahwa dia berpikir atau bermeditasi tentang kasih. Ketika ia mengatakan ini, ada ungkapan yang sungguh-sungguh istimewa di matanya, menunjukkan bahwa ia benar-benar menikmati kedamaian cita. Inilah satu contoh bahwa kedamaian cita tidak bergantung pada pengalaman-pengalaman indrawi, tapi melalui pengolahan nilai-nilai tertentu yang lebih mendalam. Dengan terus-menerus berpikir tentang kasih, ini benar-benar menciptakan ketenteraman sejati.

Maka sekarang ketika saya memberikan kuliah, saya selalu menekankan bahwa pengembangan bendawi sangat penting untuk kenyamanan ragawi, tapi nilai bendawi itu tidak pernah benar-benar memberikan kenyamanan batin. Kadang-kadang ketika orang menjadi semakin kaya, mereka menjadi lebih serakah, dan menjadi lebih tegang. Hasilnya adalah orang yang tidak bahagia. Oleh karena itu, agar mencapai kehidupan yang bahagia, jangan berharap semata-mata pada nilai bendawi. Nilai-nilai bendawi memang penting, tapi di samping itu kita perlu memandang secara lebih bersungguh-sungguh pada nilai-nilai batin kita. Terlepas dari apakah kita penganut agama atau bukan, selama kita adalah manusia, kedamaian batin sangatlah penting.

Video: Dalai Lama Ke-14 — ”Arti Hidup yang Berhasil”
Untuk menyalakan subtitle, klik ikon Subtitel di sudut kanan bawah layar video. Untuk mengubah bahasa subtitel, klik ikon “Setelan”, lalu klik “Subtitel” dan pilih bahasa yang Anda inginkan.

Kedamaian Cita dan Kesehatan yang Baik

Sebagian ilmuwan mengatakan bahwa menurut temuan mereka, terlalu banyak ketegangan menciptakan masalah-masalah bagi tekanan darah dan banyak hal lainnya. Dan sebagian ilmuwan kedokteran mengatakan bahwa ketakutan, kemarahan, dan kebencian yang terus-menerus sebenarnya menggerogoti sistem kekebalan tubuh kita. Sehingga salah satu unsur terpenting bagi kesehatan yang baik adalah kedamaian cita, karena tubuh yang sehat dan cita yang sehat berkaitan sangat erat. Dari pengalaman saya sendiri, dua tahun yang lalu pada suatu jumpa pers, seorang awak media bertanya pada saya tentang reinkarnasi saya. Dengan bercanda, saya memandangnya, melepas kacamata saya dan bertanya padanya, "Menilai dari wajah saya, apakah reinkarnasi saya mendesak atau tidak?!" Dan ia berkata bahwa itu tidak perlu tergesa-gesa!

Baru-baru ini saya berada di Eropa dan beberapa kawan lama membandingkan foto-foto saya yang diambil dua puluh, tiga puluh, bahkan empat puluh tahun yang lalu, dan semua orang berkata wajah saya masih terlihat muda. Dalam hidup saya, saya pikir Anda dapat melihat bahwa saya telah melalui masa-masa sulit dengan banyak masalah, dan di sana ada cukup banyak unsur untuk menciptakan kecemasan, kesedihan, dan kesepian. Tapi saya pikir cita saya relatif damai. Kadang-kadang saya kehilangan kesabaran, tapi pada dasarnya tataran batin saya sangat tenang.

Saya juga senang menggoda wanita-wanita muda yang membelanjakan banyak uang pada alat-alat kecantikan. Pertama-tama suami Anda mungkin mengeluh bahwa itu terlalu mahal! Bagaimanapun, kecantikan lahiriah adalah penting, tapi yang lebih penting adalah kecantikan batin. Anda boleh memiliki wajah cantik, tapi wajah jelek pun bagus bahkan tanpa riasan jika di sana ada senyum yang tulus dan kasih sayang. Inilah kecantikan sejati; nilai sejati ada dalam diri kita sendiri. Kepuasan-kepuasan lahiriah memerlukan banyak uang – selalu toko-toko dan supermarket-supermarket yang lebih besar. Tetapi kedamaian batin tidak memerlukan biaya! Pikirkan tentang nilai-nilai batin ini dan akrabkan diri Anda dengan mereka, dan perlahan-lahan perasaan-perasaan yang merusak akan berkurang. Ini membawa kedamaian batin.

Sikap yang lebih welas asih atau rasa kepedulian bagi kesejahteraan orang lain menciptakan kepercayaan diri. Ketika Anda memiliki kepercayaan diri, Anda dapat menjalankan semua tindakan Anda secara jernih, tulus, dan jujur. Ini menciptakan kepercayaan dengan orang lain, dan kepercayaan adalah dasar dari persahabatan. Kita umat manusia adalah binatang sosial yang membutuhkan teman. Teman tidak selalu datang dari kekuasaan atau uang, atau bahkan pendidikan atau pengetahuan, tapi unsur kunci untuk persahabatan adalah kepercayaan. Jadi rasa kepedulian dan penghargaan pada kehidupan dan kesejahteraan orang lain adalah dasar dari percakapan.

Top