SEE Learning: Menjadi Warga Global

Pembelajaran Sosial, Emosional dan Etis, Emory University, Kerangka Ringkas

14:39
Pembelajaran Sosial, Emosional dan Etis (SEE) adalah program yang dikembangkan oleh Pusat Ilmu Kontemplatif dan Etika Berbasis Welas Asih di Emory University. Tujuannya adalah untuk membina individu, kelompok sosial dan komunitas yang lebih luas, agar sehat secara emosional dan bertanggung jawab secara etis. Di bagian ketiga dan terakhir ini, SEE Learning: Menjadi Warga Global, kita memahami bagaimana dunia saling bergantung, bagaimana semua manusia berkeinginan yang sama menggapai kebahagiaan, dan bagaimana kita dapat berkontribusi terhadap perubahan di tingkat global.

Dunia tempat kita hidup semakin rumit, global, dan saling bergantung. Tantangan yang dihadapi generasi saat ini dan yang akan datang semakin meluas dan jauh jangkauannya. Solusi terhadapnya tentu membutuhkan cara berpikir dan pemecahan masalah baru yang kolaboratif, interdisipliner dan berorientasi global. Welas asih saja tidak cukup untuk menjangkau dunia. Kita perlu melengkapi sikap welas asih dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan pemahaman tentang sistem yang lebih luas di mana kita tinggal.

Domain Global pada awalnya mungkin tampak menakutkan, namun sejatinya didasari pengetahuan dan keterampilan yang sama yang dieksplorasi di domain Pribadi dan Sosial, hanya saja diperluas ke komunitas, masyarakat, dan lingkungan global kita. Tandanya adalah, sama halnya dengan kemampuan kita memahami perilaku kita sendiri dan perilaku orang lain, kemampuan untuk memahami bagaimana sistem beroperasi juga merupakan bawaan. Dengan memperdalam kesadaran ini dan menerapkan pemikiran kritis pada situasi yang rumit, keterlibatan etis dapat muncul. Pemecahan masalah menjadi proses yang lebih holistik, menghindari kecenderungan kita untuk memecah masalah menjadi potongan-potongan kecil yang terpisah.

Domain Global dieksplorasi melalui topik berikut:

  • Menghargai Sifat Saling Ketergantungan
  • Mengenali Perikemanusiaan yang sama
  • Keterlibatan Komunitas dan Global

Menghargai Sifat Saling Ketergantungan

Saling ketergantungan adalah konsep bahwa segala sesuatu dan peristiwa tidak muncul tanpa latar belakang, melainkan bergantung pada serangkaian hal dan peristiwa lain untuk keterjadiannya. Makanan sederhana yang kita makan, misalnya, berasal dari beragam sumber dan individu jika kita menelusuri bahan-bahannya balik ke masa lalu dan jauh di luar sana. Saling ketergantungan juga berarti bahwa perubahan di satu lingkup menyebabkan perubahan di tempat lain. Akibat memiliki sebab, dan nyatanya, dapat muncul karena adanya keragaman sebab dan keadaan.

Tujuan merenungkan adanya saling ketergantungan bukanlah untuk mengembangkan pemahaman kaku tentang cara kerja sistem global kita, melainkan untuk menghubungkan pengetahuan kita dengan kepedulian terhadap diri kita sendiri, orang lain, dan planet ini. Kita dapat menjelajahi sifat saling ketergantungan dari dua perspektif:

  • Memahami Sistem yang Saling Bergantung
  • Individu dalam Konteks Sistem

Memahami sistem yang saling bergantung berkaitan dengan perpindahan dari fokus "dalam" dan "lainnya" ke fokus "luar" pada sistem yang lebih luas. Kita mengarahkan kesadaran untuk memahami prinsip saling ketergantungan dan sistem global, misalkan tentang sebab dan akibat. Dengan individu dalam konteks sistem, kita mengenali bagaimana keberadaan kita, seperti halnya keberadaan orang lain di sekitar kita, terkait erat dengan beragam peristiwa, pemicu, dan orang lain di seluruh dunia.

Memahami Sistem yang Saling Bergantung

Saling ketergantungan adalah hukum alam dan realitas fundamental kehidupan manusia. Tidak ada yang mampu menopang kehidupannya sendiri, apalagi mengembangkannya, tanpa dukungan orang yang tak terhingga banyaknya yang bekerja untuk menyediakan kebutuhan dasar pangan, air dan papan, serta infrastruktur pendukung dari berbagai lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan, penegakan hukum, pemerintahan, pertanian, transportasi, kesehatan, dan sebagainya. Krisis besar dan terkenal, seperti resesi internasional 2007-2009 dan meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim dan konflik kekerasan global, menunjukkan adanya saling ketergantungan ekonomi dan ekologi semacam ini di tingkat global.

Dalam masyarakat tradisional, rasa keterkaitan dengan orang lain tertanam jauh lebih dalam ke dalam kehidupan sehari-hari. Kelangsungan hidup sering kali bergantung pada saling berbagi dan bertukar sumber daya dan jenis kerja sama sosial lainnya, mulai dari memanen tanaman hingga mendirikan bangunan dan melawan predator. Sejak Revolusi Industri, dengan keinginan untuk meningkatkan status ekonomi, kita menjadi lebih leluasa dan terpisah dari masyarakat. Hal ini menimbulkan ilusi kemandirian, mudah merasa bahwa, setelah dewasa, kita tidak lagi membutuhkan orang lain. Rasa mandiri yang salah ini berkontribusi pada meningkatnya rasa isolasi psikologis dan sosial. Kita adalah makhluk sosial yang intens yang kelangsungan hidupnya, serta kesejahteraan psikologisnya, bergantung pada hubungan dengan orang lain.

Individu dalam Konteks Sistem

Untuk membuat pemahaman kita tentang sistem yang saling bergantung menjadi bermakna, kita perlu melengkapinya dengan mengamati bagaimana kita semua adalah bagian dari gambaran yang lebih besar. Ini membantu melawan kecenderungan keliru di mana kita memandang diri kita tidak terhubung dengan orang lain, atau entah bagaimana tidak terkait dengan sistem yang lebih besar. Di sini, kita mengeksplorasi hubungan kita dengan manusia lain dan kompleksitas hubungan tersebut. Hasilnya terbagi tiga:

  • Rasa syukur yang tulus untuk orang lain pada tingkat sistemik
  • Kesadaran yang lebih dalam akan potensi yang kita miliki untuk membentuk kehidupan orang lain
  • Aspirasi yang bertumbuh, untuk mengambil tindakan yang mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih luas

Kita mulai dengan melihat bagaimana perilaku kita memengaruhi orang lain dan sebaliknya. Kita kemudian mengeksplorasi tentang berbagai cara orang lain berkontribusi pada kesejahteraan kita. Kita dapat melakukan ini dengan membuat daftar dan mengulanginya lagi dan lagi. Daripada hanya berfokus pada orang yang kita kenal sebagai bagian Domain Sosial, di sini kita melibatkan spektrum yang lebih luas: individu, komunitas, dan sistem yang mungkin kita sendiri tidak kenal. Oleh karenanya, memahami bahwa kita tidak dapat berkembang - maupun bertahan - tanpa dukungan banyak individu sangat penting untuk mengembangkan rasa syukur tulus terhadap orang lain.

Setiap orang berperan dalam jaringan luas orang-orang yang mendukung kehidupan kita. Ketika kita menyadari hal ini, kita mengembangkan perasaan timbal balik. Kita tidak perlu lagi melihat dengan cermat bagaimana orang lain menguntungkan kita sebelum kita menerima bahwa kemungkinan besar memang dasarnya ia menguntungkan. Ketika kesadaran ini meningkat, sifat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan perlahan-lahan menjadi diprioritaskan di atas pandangan yang berfokus pada diri sendiri atau kompetitif. Peningkatan rasa terhubung dengan orang lain ini bekerja secara langsung untuk melawan kesendirian dengan meningkatkan kemampuan kita akan rasa kegembiraan penuh simpati. Hal ini memungkinkan kesenangan tulus akan pencapaian orang lain, dan memberikan penangkal iri hati dan kecemburuan, serta kritik diri yang keras atau perbandingan yang tidak realistis dengan orang lain.

Mengenali Perikemanusiaan Yang Sama

Pemahaman yang lebih kaya tentang sifat saling ketergantungan, terutama bila dikombinasikan dengan keterampilan yang dipupuk berdasar Domain Sosial kepedulian empatik, hendaknya mengarah pada rasa kepedulian yang lebih besar terhadap orang lain dan pemahaman bagaimana semua saling berhubungan. Ini dapat kemudian diperkuat, diperluas dan dipertajam dengan secara gamblang menanamkan pengakuan tentang perikemanusiaan yang sama. Di sini, kita terlibat dalam pemikiran kritis untuk mengenali bagaimana, pada tingkat fundamental, semua manusia berbagi kesamaan tertentu sehubungan dengan kehidupan batin mereka dan keadaan kehidupan mereka. Dengan cara ini, kita dapat memupuk tingkat penghargaan, empati, dan welas asih kepada siapa pun di mana pun, bahkan mereka yang jauh atau tampak sangat berbeda dengan kita. Kita mengeksplorasi perikemanusiaan yang sama melalui dua topik:

  • Menghargai Kesetaraan Mendasar Semua Pihak
  • Menghargai Bagaimana Sistem Memengaruhi Kesejahteraan

Menghargai kesetaraan mendasar semua pihak adalah saat kita menyadari bahwa setiap orang - dari teman dan keluarga kita hingga orang asing di sisi lain planet ini - pada dasarnya sama mengenai kehendak mereka akan kebahagiaan dan kesejahteraan, dan keinginan mereka untuk menghindari duka. Menghargai bagaimana sistem memengaruhi kesejahteraan bertujuan memahami bahwa sistem global dapat mendukung atau menjatuhkan kesejahteraan melalui adopsi nilai-nilai positif atau justru penekanan kepercayaan yang sejatinya bermasalah.

Menghargai Kesetaraan Mendasar Semua Pihak

Kita memperluas pemahaman kesetaraan mendasar kemanusiaan hingga kepada mereka yang berada di luar komunitas terdekat kita. Tujuan akhirnya, kita membawa pemahaman ini untuk meluas ke seluruh dunia. Kita mencapainya dengan berfokus pada apa yang kita semua miliki sebagai manusia, seperti harapan untuk berkembang dan keinginan untuk menghindari kesulitan hidup dan ketidakpuasan. Ini membantu mengurangi bias dan kecenderungan kita untuk mengabaikan kebutuhan orang lain.

Dengan mengidentifikasi orang lain sebagai serupa dengan kita melalui cara ini, "lingkungan terdekat" kita dapat diperluas untuk merangkul orang-orang dari berbagai kebangsaan, etnis, agama, dan sebagainya. Kemampuan ini terbukti dalam berbagai bentuk di seluruh masyarakat, mulai dari pendonor darah individu, curahan amal yang terjadi setelah bencana alam, hingga memprotes ketidakadilan terhadap kelompok tertentu yang padahal orang tersebut bukan anggotanya. Keterampilan menghargai saling ketergantungan dan memiliki kepedulian empatik terhadap orang lain berfungsi sebagai penangkal bagi banyak hambatan yang mungkin kita miliki dalam berhubungan dengan orang lain, seperti bias, rasa adanya jarak, dan kurangnya perhatian terhadap masalah orang di luar lingkaran terdekat kita.

Saat kita fokus pada diri kita sendiri, dunia tampak kecil dan masalah serta kesibukan kita tampak besar. Tapi saat kita fokus pada orang lain, dunia meluas. Masalah kita melayang ke pinggiran pikiran dan tampak lebih kecil, dan kita meningkatkan kapasitas untuk terhubung dan bertindak welas asih.

Menghargai Bagaimana Sistem Memengaruhi Kesejahteraan

Sistem dapat mendukung atau menjatuhkan kesejahteraan pada tingkat budaya dan struktural - dengan menggalakkan nilai-nilai positif, atau dengan menekankan kepercayaan dan ketidaksetaraan yang sejatinya bermasalah. Kita dapat sejenak merenungkan perasaan kita ketika dan jika kita mengalami ketidaksetaraan, prasangka, bias, atau favoritisme. Kita juga dapat menggunakan contoh dari sejarah dan kejadian terkini untuk menggambarkan efek dari sistem demikian yang bermasalah. Akhirnya, kita dapat menyelidiki apakah prasangka dan bias yang terjadi sesungguhnya layak dibenarkan, atau apakah semua manusia memiliki hak yang sama untuk mengejar kebahagiaan.

Menumbuhkan empati yang lebih luas sangatlah penting, karena sebagai manusia, kapasitas bawaan kita untuk berempati tampaknya tidak secara otomatis mencakup empati terhadap duka berskala besar atau masalah tingkat global. Misalnya, kebanyakan dari kita memiliki kecenderungan kuat untuk berempati dengan satu korban tertentu, alih-alih terhadap sejumlah besar korban. Namun, dengan mempelajari masalah struktural dan budaya, apresiasi kita, dan wawasan tentang duka akan meningkat, begitu juga dengan kualitas tanggapan kita terhadap duka.

Melalui pemahaman akan perikemanusiaan yang sama, kita dapat belajar untuk berkomunikasi dan bekerja sama antar kelompok etnis dan sosial seraya menumbuhkan pemahaman dan harapan yang lebih realistis terhadap orang lain. Dengan kesadaran yang lebih besar tentang kemiripan kita dengan orang lain, kita dapat menghargai alih-alih tidak mengakui perbedaan yang tampak, yang berujung pada berkurangnya prasangka dan pengucilan. Dengan memahami bagaimana kesejahteraan individu dibentuk oleh sistem, empati kita akan menjadi lebih dalam dan lebih luas, seperti halnya pemikiran kritis kita tentang kemungkinan solusi akan duka manusia.

Keterlibatan Komunitas dan Global

Dengan menghargai saling ketergantungan, kita menyesuaikan diri dengan cara kita mendapatkan keuntungan dari orang lain, dan mengakui perikemanusiaan yang sama dapat menciptakan rasa tanggung jawab dan keinginan untuk mengambil tindakan. Kita kemudian akan secara alami ingin membalas banyaknya kebaikan yang kita terima dari masyarakat, dan juga bertindak bagi orang lain yang sedang berjuang dan membutuhkan. Namun bagaimana kita dapat terlibat secara efektif dalam sistem yang rumit atau pada tingkat komunal atau global?

Sesungguhnya tujuan SEE Learning adalah untuk memberdayakan kita untuk mengenali dan mewujudkan potensi kita sendiri sebagai warga global yang welas asih. Untuk mencapainya, ada dua langkah untuk dijelajahi:

  • Potensi Kita Memicu Perubahan Positif di Komunitas dan Dunia
  • Melibatkan Diri dalam Solusi Komunal dan Global

Kedua poin ini serupa, namun yang pertama membantu kita mengenali apa yang dapat diri kita lakukan untuk menciptakan perubahan positif berdasarkan kemampuan dan kesempatan kita. Yang kedua membantu kita mencari solusi kreatif terhadap masalah yang memengaruhi komunitas kita dan dunia.

Potensi Kita Memicu Perubahan Positif di Komunitas dan Dunia

Jika kita ingin terlibat dalam komunitas atau dunia serta berusaha memenuhi kebutuhannya dengan cara yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain, yang tidak tenggelam dalam keputusasaan serta realistis dan efektif, kita harus menyadari baik keterbatasan maupun kemampuan kita. Penting bagi kita menelusuri bagaimana tidak semuanya berada dalam jangkauan kendali kita, dan bahwa masalah yang mengakar membutuhkan waktu untuk diubah. Ini tidak lantas bermakna kita tidak dapat melakukan tindakan yang efektif. Harus diakui, jika kita merasa tidak berdaya saat menghadapi masalah yang pelik, ini akan menyebabkan pengembangan welas asih untuk orang lain maupun diri sendiri jauh lebih sulit. Ini karena welas asih - keinginan atau niat untuk menghilangkan duka - bergantung pada harapan - keyakinan bahwa duka dapat diredakan.

Walau mungkin kita tidak dapat mengubah keseluruhan sistem, kita dapat bertindak dengan cara yang memaksimalkan perubahan dengan berfokus pada elemen-elemen kunci suatu sistem. Ini dapat memberikan perasaan memberikan dampak tanpa kewalahan akibat besarnya skala masalah global dan tingkat sistem. Jika kita mencermati beberapa faktor kunci yang melandasi sebagian besar pengaruh dalam sistem, kita dapat fokus untuk menangani faktor-faktor tersebut dan mencapai hasil yang signifikan. Penting juga untuk mempertimbangkan fakta bahwa walaupun kita tidak dapat segera membuat perubahan skala besar, bahkan perubahan skala kecil yang dapat kita lakukan akan sangat bermanfaat. Perubahan skala kecil saat ini dapat tumbuh menjadi perubahan yang jauh lebih besar nantinya. Perubahan kumulatif yang lebih besar dapat diciptakan melalui tindakan yang lebih kecil secara kolektif, seperti memilah sampah yang dapat didaur ulang dari pembuangan. Melalui pemahaman menyeluruh tentang sistem yang saling bergantung, kita berkeyakinan bahwa tindakan dan perilaku skala kecil mempersiapkan untuk dampak yang lebih besar di masa depan, bahkan walau hasilnya belum dapat kita lihat secara langsung.

Masalah sosial dan global yang rumit perlu dipecah menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dianalisis dan ditangani. Ketika kita melihat bagaimana tindakan kita dapat mengatasi komponen masalah yang lebih kecil, dan bagaimana komponen tersebut saling berhubungan dalam sistem yang lebih luas, kita akan mendapatkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab dalam tugas dan pemberdayaan. Untuk ini, kita butuh kemampuan berpikir kritis. Di sini, pemikiran kritis melibatkan praktik berpikir melalui masalah yang rumit dengan cara yang dibentuk oleh nilai-nilai dasar kemanusiaan. Meskipun hal ini tidak menjamin bahwa tindakan yang diambil akan dianggap bermanfaat oleh orang lain, pemikiran kritis meningkatkan kemungkinan bahwa hasil yang konstruktif akan diperoleh.

Melibatkan Diri dalam Solusi Komunal dan Global

Sekalipun mungkin kita tidak berkuasa mencapai solusi, kita masih dapat berperan dalam merenungkan masalah dan solusi-solusi yang mungkin terhadapnya. Kita dapat menggunakan garis besar berikut untuk menjelajahi masalah yang kita hadapi:

  • Mengenali sistem dan kompleksitasnya
  • Menilai konsekuensi jangka pendek dan panjang sebuah tindakan
  • Menilai sebuah keadaan berdasarkan konteks nilai dasar kemanusiaan
  • Meminimalisir pengaruh perasaan negatif serta bias
  • Mengembangkan sikap berpikiran terbuka, kolaboratif, serta kerendahan hati dari sisi intelektual
  • Mempertimbangkan keuntungan/kerugian suatu rangkaian tindakan

Terlalu sering, tindakan diambil tanpa proses penilaian yang tepat atas konsekuensi jangka pendek dan panjangnya. Ketika kita mengkaji suatu masalah tertentu, kita juga harus memikirkan tentang berbagai kelompok yang akan terpengaruh oleh suatu rangkaian tindakan. Jika kita menjalankan proses ini dan menjadi terbiasa dengannya, secara alami kita akan mulai berpikir tentang pengaruh yang lebih luas dari tindakan dan bagaimana tindakan tersebut dapat memengaruhi orang yang, awalnya, tampak tidak terlalu terkait masalah ini. Kita juga perlu mencermati bagaimana masalah  juga berkaitan dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan, dan bagaimana solusi mendorong pertumbuhan individu, sosial dan global.

Keterlibatan komunitas dan global sangat ditopang oleh sikap berpikiran terbuka yang bersedia untuk berkolaborasi dengan orang lain dan belajar dari mereka serta sikap menghormati perspektif, pendapat, pengetahuan, dan pengalaman orang lain. Perdebatan yang sehat hanya dapat terjadi jika kita menganggap bahwa orang lain juga berlandaskan nalar dan pengalaman mereka dalam mencapai pendirian yang mereka pegang, bahkan ketika pendirian tersebut berbeda dengan pendirian kita. Tanpa kerendahan hati intelektual dan keterbukaan pikiran, perdebatan dan kesepakatan bersama menjadi mustahil, dan percakapan dapat merosot menjadi konflik yang tidak produktif dan perebutan kekuasaan.

Ada beberapa masalah serius yang sesungguhnya dapat kita selesaikan sendiri sebagai individu tanpa berkolaborasi dan bekerja dengan orang lain, dan ini membutuhkan kemampuan untuk menyampaikan ide dan nilai kita dengan jelas. Oleh karena itu, keterlibatan komunitas dan global sangat ditopang oleh kemampuan untuk menyampaikan posisi kita, mengajukan pertanyaan, belajar dari orang lain, dan terlibat dalam debat dengan cara yang konstruktif. Mampu berkomunikasi dengan jelas dan artikulatif berdasarkan pemikiran kritis dan nilai-nilai yang kita pegang teguh serta mampu berbicara dengan cara yang memberdayakan dan menginspirasi, bahkan mewakili mereka yang tidak bersuara, adalah keterampilan yang kuat bagi kita semua sebagai warga global dan pemimpin transformatif.

Rangkuman 

Dalam dua bagian pertama, kita telah belajar untuk mengarahkan emosi kita dan terlibat secara harmonis dengan keluarga, teman, dan kolega kita. Di bagian ketiga dan terakhir ini, kita mulai memahami bagaimana dunia saling bergantung, bagaimana semua manusia sama-sama berkeinginan akan kebahagiaan dan berkeinginan menghindari duka, dan bagaimana tindakan kita dapat berkontribusi pada perubahan global yang lebih luas.

Dunia tempat kita tinggal ini rumit. Sebagai orang dewasa, terkadang kita merasa seolah bisa bertahan hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Rasanya seolah sesama manusia di seluruh dunia tidak penting - mereka, bagaimanapun, sangat berbeda dengan kita. Dan seringkali, dapat terkesan tidak mungkin atau terlalu sulit akan terjadinya perubahan nyata di dunia. Ketika kita memahami realitas situasi kita - bagaimana semua makanan yang kita makan, pakaian yang kita kenakan dan mobil yang kita kendarai adalah hasil kerja orang lain, secara alami kita akan memiliki perasaan menghargai terhadap mereka. Ketika kita menyadari bahwa sesama manusia ini juga menginginkan kebahagiaan, sama seperti kita, kita juga akan mengembangkan keinginan agar mereka bahagia. Pada akhirnya, dengan pengetahuan bahwa tindakan kecil bahu-membahu menciptakan hasil yang lebih besar, kita akan yakin bahwa apapun perbuatan konstruktif yang kita lakukan - sekecil apapun - akan bermanfaat bagi dunia.

Program pelatihan ini tidak dimaksudkan hanya untuk dibaca dan dilupakan; kita perlu melatihnya, poin demi poin. Kita manusia semuanya berbeda, tetapi kita semua menghadapi berbagai tantangan dalam mengarahkan jalan kita saat menjumpai pertemuan individu dan situasi sosial yang tak terhitung jumlahnya. Dalam hal mengelola naik turunnya kehidupan, ada perbedaan yang jelas antara tindakan yang dimotivasi oleh kepentingan pribadi dan tindakan yang mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dengan kesadaran yang kuat akan impuls dan bias kita, dilengkapi kemampuan untuk mengelola reaksi kita dan mengamati keadaan secara kritis, kita dapat menangani apa pun yang kita hadapi dalam hidup. Kita dapat bergerak maju dan mewujudkan potensi luar biasa kita sendiri untuk menjadi kekuatan demi kebaikan: kebaikan kita sendiri, kebaikan orang lain, dan kebaikan dunia yang lebih luas.


Jika Anda tertarik mencari tau lebih lanjut, silakan baca versi lengkap Kerangka SEE Learning dan pelajari program lain Pusat Ilmu Kontemplatif dan Etika Berbasis Welas Asih.

Top