Jalan Tengah antara Pengendalian Penuh dan Ketidakpedulian Penuh
Sejauh yang saya pahami, ada dua keekstreman: pertama adalah keekstreman pengendalian penuh atas segala sesuatu, dan keekstreman yang lain adalah tidak melakukan apa-apa, hanya duduk-duduk saja, dan berkata, "itu tidak masalah." Jadi keekstreman lain ini seperti tidak melakukan apa-apa, dan hanya menerima apapun yang terjadi. Lalu bagaimana ajaran Buddha mengartikan jalan tengah, kedudukan tengah di antara dua keekstreman pengendalian penuh dan tidak peduli tentang apapun?
Jalan tengahnya adalah melakukan apa yang kita bisa, tetapi tidak melebih-lebihkan akibat yang akan dimilikinya. Saya akan memberi Anda sebuah contoh: saya punya sebuah situs web. (Iklan!) Mengapa saya merintis situs web ini? Ada beberapa alasan. Salah satunya adalah saya memiliki keistimewaan yang luar biasa dan keberuntungan untuk belajar dengan Dalai Lama dan guru-guru beliau – beberapa guru besar dari generasi terakhir yang telah menerima semua latihan mereka di Tibet. Saya tinggal di India selama dua puluh sembilan tahun bersama orang-orang Tibet, dan segala sesuatu yang saya pelajari, saya menulis karena ini adalah aliran yang asli dan nyata. Saya telah bepergian keliling dunia, pertama-tama sebagai penerjemah guru saya, dan kemudian setelah beliau wafat saya diundang untuk mengajar keliling dunia. Saya menerjemahkan banyak sekali buku-buku dan bahan-bahan lainnya. Hasilnya saya punya sekitar 30. 000 halaman yang terdiri dari bahan-bahan yang tidak diterbitkan – banyak sekali. Dan saya tidak mau itu dibuang ke tempat sampah ketika saya meninggal. Saya ingin membagikan ajaran-ajaran asli yang telah saya dapatkan.
Yang saya lihat di Barat adalah tingkatan ajaran Buddha, cara ajaran ini dijalankan dan diajarkan di Barat, sangat banyak diencerkan, sangat banyak disederhanakan. Sehingga saya bisa saja duduk dan berkata: "Ya, ini zaman yang bobrok. Tidak ada yang bisa kulakukan. Tak terelakkan ajaran-ajaran itu akan menyimpang." Atau saya bisa berpikir pada keekstreman yang lain: "Aku akan menjadi juru selamat ajaran Buddha." Kedua pemikiran ini adalah ekstrem.
Alih-alih saya berpikir: "Ya, aku punya bahan, dan aku bisa mengumpulkan sekelompok orang yang dapat membantuku untuk membuat situs web ini. (Sebenarnya, seseorang menawarkan diri untuk membuatkan situs web untukku, untuk memulainya. ) Dan aku akan berusaha yang terbaik untuk menjadikan bahan-bahan ini tersedia. Jika orang-orang membacanya, bagus. Jika ini berguna, bagus. Aku berharap bisa sedikit memberi andil, tapi aku menyadari bahwa ini tidak akan menyelamatkan alam semesta."
Di satu sisi, saya longgar tentang hal itu, tapi di sisi lain, saya terus mengerjakannya. Itulah bagaimana saya melewatkan waktu saya, kecuali adakalanya saya bepergian untuk mengajar. Saya mengerjakan situs web ini sepanjang waktu, setiap hari, dan saya menyukainya – saya menikmatinya. Ini bukan berarti seolah-olah saya merasakannya sebagai pekerjaan yang tidak menyenangkan. Dan perlahan-lahan, situs web ini tumbuh. Situs web ini telah ada sejak November 2001, dan saat ini kami mendapat rata-rata 3. 000 orang membacanya setiap hari. Kami berharap untuk memiliki sekitar satu juta pengunjung pada 2011. Jadi ini pasti memiliki suatu dampak, tapi saya tidak melebih-lebihkannya dengan berpikir bahwa situs ini akan mengubah segala sesuatu, dan kini ajaran Buddha tidak akan disederhanakan di Barat – tentu saja tidak. Jadi, Anda perlu bersuka cita dengan apa yang Anda dapat lakukan, apa yang Anda dapat capai, dan Anda tidak perlu menyesal dan merasa buruk tentang apa yang tidak dapat Anda selesaikan.
Ada sebuah wawasan yang sangat penting dalam jalan Buddha yang disebut "tekad luar biasa." Tekad berarti saya pasti akan melakukannya. Ini berhubungan dengan mencapai tataran tercerahkan seorang Buddha, sehingga Anda bisa bermanfaat bagi orang lain sebanyak mungkin. Sikap ini adalah berkehendak mengambil tanggung jawab. Bahkan jika tidak ada orang yang melakukannya, saya akan melakukannya. Ini bukan berarti sayalah satu-satunya yang bisa melakukannya, tapi saya tidak peduli jika saya tidak mendapat bantuan. Tidak ada yang akan menghentikan saya. Saya akan melakukannya. Ini berarti menerima segala kesulitan yang akan dibawanya, dan tidak bersikap tidak makul tentang itu – pemahaman bahwa di sana akan ada tantangan-tantangan. Tapi seperti yang saya katakan, Anda melakukan apa yang Anda bisa. Kegigihan yang disebut "kegigihan bagai zirah." Ini seperti mengenakan seperangkat zirah, bahwa tak peduli betapa sulitnya hal ini, saya tidak peduli. Itu tidak akan menghentikan saya.