Kelahiran Kembali Manusia yang Mulia, Kematian, dan Perlindungan

Kelahiran Kembali Manusia yang Mulia

Sangat penting untuk menghargai kenyataan bahwa kita memiliki tubuh manusia yang mulia sebagai dasar karya dan bahwa tubuh kita menikmati semua kelonggaran dari segala situasi sulit berupa tiadanya kesempatan untuk menjalankan laku dan bahwa tubuh manusia kita memiliki unsur-unsur pengaya berupa berbagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Atas dasar ini kita dapat menjalankan laku budi pekerti dan selalu bertindak secara membangun, karena jika kita terlahir kembali sebagai binatang, misalnya, tidak mungkin kita bisa menjalankan perilaku berbudi pekerti. Tubuh manusia yang kita miliki ini bukanlah sesuatu yang bisa Anda beli. Ini bukan sesuatu yang bisa Anda peroleh dengan bekerja setiap hari, menyisihkan uang dari gaji Anda dan kemudian pergi membelinya ke suatu tempat. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit untuk didapat.

Untuk lahir kembali sebagai manusia agar memiliki tubuh manusia yang mulia memerlukan sebab, dan sebab ini adalah memperhatikan sila. Kenyataan bahwa kita sekarang memiliki tubuh manusia adalah tanda bahwa di masa lalu kita bertindak dalam cara yang sangat berbudi pekerti. Oleh karena itu, ketika sekarang kita bertemu dengan semua langkah pencegahan Dharma, dalam masa kehidupan ini, sangat penting bagi kita untuk menjaga perilaku berbudi pekerti yang murni. Selain itu, kita perlu untuk terus menjalankan laku-laku seperti kemurahan hati, kesabaran, ketekunan yang giat pada hal-hal positif, keteguhan batin atau daya pemusatan, dan kesadaran pembeda. Hal-hal tersebut juga diperlukan.

Jika kita melihat diri kita sendiri, kita mendapati bahwa, alih-alih bermurah hati dan memberi, justru sebaliknya, kita kikir; alih-alih bersikap sabar dan tenggang rasa, kita mudah marah dan sedikit bertenggang rasa. Jika bertindak seperti itu, akan sangat sulit bagi kita untuk terus mendapatkan kelahiran kembali manusia yang mulia di masa depan.

Selain unsur-unsur tersebut, sebagai sebab lebih lanjut, kita perlu melakukan doa-doa suci untuk mencapai kelahiran kembali manusia yang mulia. Tetapi jika kita melihat diri kita sendiri, kita sangat jarang berdoa, bahkan jika kita berdoa, kita berdoa untuk hal-hal di kehidupan ini saja: supaya memiliki kesehatan yang baik, supaya kita tidak jatuh sakit, supaya kita panjang umur, dan sebagainya. Sekali lagi, ini menunjukkan betapa sulitnya mendapatkan lagi kelahiran kembali manusia yang mulia di masa depan.

Amat sangat langka menemukan orang yang benar-benar berpedoman pada kehidupan rohani, dalam pengartian penuh pada apa yang diperlukan untuk laku rohani Dharma: orang yang mementingkan kehidupan-kehidupan masa depan mereka. Jika Anda mengamati daerah di sekitar sini, berapa banyak orang yang tertarik dengan hal ini? Jika Anda hitung, hanya empat belas atau lima belas orang yang hadir untuk pengajaran ini dari sekian banyak orang yang tinggal di sekitar sini.

Oleh karena itu, kita tengok apa yang telah kita capai dan kita menyadari bahwa saat ini kita memiliki kelahiran kembali manusia yang mulia. Ini adalah hasil dari banyak sekali usaha dan upaya yang kita lakukan selama kehidupan-kehidupan terdahulu. Kecuali kita melakukan sesuatu tentang itu, akan sangat sulit bagi kita untuk mencapainya lagi di kehidupan masa depan. Apabila kita berusaha dengan amat sangat keras, kita akan menyiapkan semua sebab agar terus lahir kembali dengan kehidupan manusia yang mulia ini, tubuh yang mulia dengan segala kesempatannya. Jika kita tidak melakukan apa pun untuk itu, maka akan sangat sulit bagi kita untuk lahir kembali dengan kesempatan baik seperti ini di masa depan.

Selain itu, kita bisa mencapai lebih banyak hal dengan tubuh manusia yang mulia yang kita miliki ini karena kita bisa benar-benar berpikiran jernih, kita bisa berkembang secara penuh dan meraih daya-daya tertinggi kita dengan menjadi Buddha yang tercerahkan. Jika kita bertanya "Siapa yang benar-benar melakukan itu?" maka ada contoh Milarepa yang agung, yang tercerahkan pada masa hidupnya.

Sedangkan untuk dasar karya berupa tubuh manusia yang dimiliki Milarepa dan yang kita miliki, tidak ada bedanya. Ini persis sama: keduanya manusia. Tapi Milarepa adalah seseorang yang memberi penekanan utama pada kehidupan masa depan, bukan pada hal-hal dalam kehidupan saat ini; dan yang, antara kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang lain, meletakkan penekanan utamanya pada bekerja untuk orang lain; dan antara kegiatan duniawi dan kegiatan rohani, meletakkan penekanan utamanya pada urusan-urusan rohani. Dengan menempatkan prioritas pada hal-hal tersebut, ia mampu mencapai pencerahan dalam hidupnya.

Ia mendatangi gurunya, Marpa si penerjemah, dan memulai laku dan pembelajarannya ketika berumur empat puluh dan mengawali lakunya dan berlanjut sejak itu. Jika kita merenungkan contoh ini, maka kita semua memiliki kemampuan untuk bekerja sangat keras, tak ada alasan untuk tidak melakukannya. Kita semua dapat meraih pencapaian yang sama seperti Milarepa dan kita semua bisa menjadi tercerahkan dalam hidup kita. Semua ini dapat dicapai dengan dasar memiliki tubuh manusia yang mulia.

Video: Mingyur Rinpoche — ”Menangani Rasa Rendah Diri”
Untuk menyalakan subtitle, klik ikon Subtitel di sudut kanan bawah layar video. Untuk mengubah bahasa subtitel, klik ikon “Setelan”, lalu klik “Subtitel” dan pilih bahasa yang Anda inginkan.

Anda perlu merenungkan hal-hal yang telah kita telah berbicara dalam kerangka meninggalkan atau menahan diri dari sepuluh tindakan merusak dan selalu berusaha untuk bertindak secara membangun, melakukan sepuluh tindakan membangun, menjaga jenis kesilaan ini secara ketat dan memanfaatkan secara penuh kelahiran kembali manusia yang mulia Anda. Dengan berupaya membangun langkah-langkah atau tahap-tahap, Anda benar-benar akan mampu mencapai pencerahan dengan landasan ini.

Top